Roma 12: 5
Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
Renungan:
“Satu Tubuh, banyak anggota”
Paulus menggambarkan kehidupan umat percaya sebagai satu tubuh di dalam Kristus. Gambaran ini sangat indah dan mendalam. Seperti tubuh manusia yang memiliki banyak anggota dengan fungsi yang berbeda-beda, demikian pula jemaat Tuhan. Tidak ada satu bagian pun yang bisa hidup sendiri. Tangan tidak bisa bekerja tanpa mata, dan kaki tidak bisa berjalan tanpa otak yang mengatur. Semua saling bergantung dan saling melengkapi. Begitu pula kita sebagai umat Tuhan, kita tidak diciptakan untuk berjalan sendiri, melainkan untuk hidup dalam kebersamaan yang penuh kasih dan saling menolong.
Kesatuan ini bukan hanya kesatuan secara simbolik, tetapi kesatuan yang hidup dan nyata. Paulus menegaskan bahwa kita “adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” Artinya, kita terikat dalam hubungan yang saling membutuhkan. Iman Kristen bukanlah iman yang individualistik. Tidak ada seorang pun yang bisa berkata, “Aku tidak memerlukan orang lain.” Setiap kita mempunyai peran dalam tubuh Kristus, dan peran itu penting bagi kehidupan bersama. Ketika satu anggota sakit, seluruh tubuh ikut merasakannya. Ketika satu anggota bersukacita, seluruh tubuh ikut bersukacita. Inilah tanda bahwa kita sungguh menjadi tubuh Kristus yang hidup.
Kristus adalah Kepala tubuh itu. Dialah pusat dan sumber kehidupan bagi seluruh anggota. Tanpa Kristus, kita akan kehilangan arah dan makna hidup. Karena itu, kesatuan yang sejati hanya bisa terwujud bila setiap anggota menaruh Kristus sebagai pusat hidupnya. Kita mungkin berbeda dalam latar belakang, cara berpikir, bahkan pandangan pelayanan, tetapi bila Kristus menjadi dasar, semua perbedaan itu tidak akan memecah belah, melainkan memperindah kesatuan gereja seperti warna-warna yang membentuk satu lukisan yang utuh.
Dalam kehidupan gereja, termasuk di tengah jemaat, ayat ini mengingatkan bahwa setiap orang memiliki peran yang tidak tergantikan. Seorang pendeta, sintua, guru sekolah minggu, pemusik, atau jemaat biasa, semuanya adalah bagian dari satu tubuh. Gereja tidak akan sehat jika hanya segelintir orang yang bekerja, sementara yang lain diam. Gereja yang hidup adalah gereja di mana setiap anggotanya aktif, saling mendukung, dan bersama-sama membawa terang Kristus ke dunia.
Kesatuan bukan berarti semua harus seragam, melainkan semua bergerak selaras dalam kasih. Kita banyak, tetapi satu di dalam Kristus. Inilah panggilan kita: untuk menjadi bagian tubuh yang hidup, saling menopang, dan memancarkan kasih Allah di tengah dunia yang sering terpecah oleh kepentingan diri. Maka marilah kita terus berpegang kepada Kristus, Sang Kepala, agar hidup kita dan gereja kita menjadi saksi nyata dari kasih dan kesatuan yang dikehendaki-Nya. Amin.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Salam, Pdt. Tumpal H. Simamora, M.Th
