Mazmur 34: 4
Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Renungan:
“Tuhan yang membebaskan dari ketakutan”
Bayangkan seorang mahasiswa yang sedang mempersiapkan sidang skripsinya. Malam sebelum sidang, ia diliputi rasa takut: takut tidak bisa menjawab pertanyaan dosen, takut gagal, takut mengecewakan orangtuanya. Ketakutan itu membuatnya gelisah, sulit tidur, bahkan hampir putus asa. Dalam keadaan itu, ia memutuskan untuk berdoa sederhana: “Tuhan, aku takut. Tolong aku.” Doa itu tidak mengubah situasi — besok pagi tetap ada sidang, dosen tetap akan bertanya, dan risiko tetap ada. Tetapi yang berubah adalah hatinya. Ia merasakan ketenangan yang tidak ia mengerti. Besoknya, ia masuk ruang sidang dengan keberanian yang baru. Apapun hasilnya, ia tahu Tuhan bersamanya.
Inilah yang dimaksud Mazmur 34:4. Tuhan tidak selalu menghapus alasan ketakutan kita, tetapi Ia mengubah hati kita sehingga kita tidak lagi dikuasai oleh rasa takut itu. Ia melepaskan kita, memberi kita damai sejahtera, bahkan di tengah badai kehidupan.
Kita bisa melihat hal ini juga dalam kehidupan orang-orang beriman sepanjang sejarah. Martin Luther pernah berkata bahwa doa adalah benteng yang paling kuat ketika hati diliputi kecemasan. Begitu juga Corrie ten Boom, seorang wanita Kristen yang selamat dari kamp konsentrasi, pernah berkata: “Ketakutan melihat pada masalah; iman melihat pada Tuhan.” Kedua kesaksian ini menunjukkan bahwa ketika manusia mencari Tuhan, ada kekuatan yang lebih besar dari rasa takut.
Renungan ini akhirnya membawa kita kepada pertanyaan pribadi: apa ketakutan yang saat ini sedang membelenggu hati kita? Apakah itu soal kesehatan, masa depan, pekerjaan, atau keluarga? Mazmur 34:4 mengajak kita untuk berhenti bersembunyi dalam ketakutan dan mulai mencari Tuhan. Saat kita datang kepada-Nya, Dia tidak hanya mendengar, tapi juga bertindak: menjawab, menguatkan, dan melepaskan kita.
Jadi, marilah kita belajar berkata bersama pemazmur: “Aku mencari Tuhan, Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala ketakutanku.” Itu bukan hanya sebuah janji di atas kertas, melainkan pengalaman iman yang nyata, yang bisa kita alami hari ini juga. Amin.
Tuhan Yesus memberkati.
Salam, Pdt. Tumpal H. Simamora, M.Th
