Bernyanyi BE. 769: 1, 2 “Tu Debata Do Panghirimon”
_Tu Debata do panghirimonki, di tano laut nang awangawang i/ Ibana do haposanki, tongtong do diramoti langkangki/ Reff: Torop pe mara manahopi au, Debatangki do sumarihon au/ Pos rohangki, sonang do au Ibana do na mandongani au._

_Amporik i nang bungabunga i, Ro di sude na tinompaNa i/ Na metmet nang na balga i, Ibana do na marmuduhon i/ Reff: Torop pe mara manahopi au, Debatangki do sumarihon au/ Pos rohangki, sonang do au Ibana do na mandongani au._
Nas: Roma 15 : 1
_Alai patut do hita na margogo i manganju hagaleon ni angka na hurang gogo, jala unang ma tahasiani dirinta._
_Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri._

Renungan:
“Kuat untuk Menopang, Bukan Menyenangkan Diri”
Firman Tuhan berkata: _“Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.”_ Tiga ungkapan ini: *“kuat,”* *“lemah,”* dan *“jangan mencari kesenangan sendiri”,* menjadi fondasi bagi kehidupan jemaat yang sehat.
Pertama, “kuat.” Dalam bahasa Yunani dipakai kata dunatoi, yang berakar dari dunamis (kuasa). Paulus tidak sedang berbicara tentang otot atau fisik, melainkan tentang kedewasaan rohani: orang yang memahami kasih karunia, yang mampu menahan diri, dan yang tidak gampang tersandung oleh perbedaan kecil. Orang kuat sejati bukanlah yang menang dalam perdebatan, melainkan yang mampu menundukkan egonya demi menjaga persekutuan.
Kedua, “lemah.” Paulus menunjuk pada mereka yang masih rapuh dalam iman, yang mudah goyah dan tersandung. Kata “lemah” di sini bukan ejekan, melainkan pengakuan bahwa dalam jemaat selalu ada orang yang sedang bertumbuh dan membutuhkan dukungan. Mereka bisa jadi orang yang jarang hadir beribadah, yang imannya masih bercampur dengan tradisi lama, atau yang mudah terpancing konflik. Mereka tidak boleh ditolak, justru merekalah yang harus ditopang dengan kasih.
Ketiga, “jangan mencari kesenangan sendiri.” Paulus menegaskan bahwa hidup orang percaya tidak boleh berpusat pada ego. Dalam bahasa aslinya: _mē heautois areskein,_ artinya _“jangan hanya berusaha menyenangkan diri.”_ Hidup yang sejati bukanlah soal apa yang kita dapatkan, tetapi bagaimana kita memberi diri. Martin Luther menegaskan hal ini dengan paradoks yang indah: _“Seorang Kristen adalah tuan atas segala sesuatu, bebas dari siapa pun. Namun pada saat yang sama, seorang Kristen adalah hamba bagi semua orang.”_ Artinya, kebebasan kita di dalam Kristus justru mendorong kita untuk rela melayani dan memikul beban sesama.
Dari sisi psikologi sosial, manusia cenderung mencari kepentingan pribadi. Namun penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan yang paling mendalam justru dialami ketika seseorang memberi dan menolong orang lain. Dari sudut sosiologi, komunitas yang sehat tidak diukur dari seberapa kuat individunya, melainkan dari seberapa besar mereka saling menopang. Dan dari perspektif etika, kebaikan sejati bukan sekadar untuk diri sendiri, melainkan untuk “the common good”; kesejahteraan bersama.
Karena itu, Roma 15:1 menjadi cermin bagi kita di HKBP Slipi. Jika kita kuat dalam iman, mari menuntun yang masih lemah. Jika kita kuat secara ekonomi, mari berbagi kepada yang kekurangan. Jika kita kuat dalam kesabaran, mari menolong mereka yang masih mudah terpancing emosi. Inilah wajah Kristus dalam jemaat: tubuh yang saling menopang, bukan saling menjatuhkan. Dengan demikian, kasih Allah nyata di tengah-tengah dunia melalui hidup kita. Amin.
Bernyanyi BE. 484: 3 “O Tuhan Au Ma Donganmi”
_Lam benget ma rohangkinon manganju angka dongankon/ Lam sesaonku dosa nii, ai au do niasianMi._
Pokok-pokok Doa:
I. Jumat: Pemerintah, Bangsa dan Negara
– Supaya Allah mengaruniakan kepada persatuan kepelbagaian, keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh Bangsa dan Negara Indonesia.
– Supaya Allah memberkati berbagai usaha penegakan hukum dan keadilan, serta usaha pemberantasan korupsi.
– Supaya Allah menganugerahi para pemimpin di bidang eksekutif, legislatif dan yudikatif dengan hikmat dan hati yang takut kepada Allah.
– Supaya Allah memberkati Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dan para Menteri, para Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, dan Lurah.
– Supaya Allah memberkati pergaulan Bangsa dan Negara Indonesia dengan berbagai Bangsa dan Negara di dunia untuk kebaikan seluruh rakyat dan memajukan perdamaian dunia.
II. HKBP SLIPI
*1. Jemaat yang sakit dan dalam pemulihan:*
RUMAH SAKIT:
– R. Naibaho (VI), dirawat di RS. Pelni
– St. M. Sihombing (VII), dirawat di RS. Pelni
PEMULIHAN DI RUMAH:
– St. Ev. Holong Aritonang (I & III)
– Ivan Situmeang (I & III)
– Mianur Lumbantobing (IV)
– Jansen Simanjuntak (IV)
– Ny. St. Simanjuntak br. Siregar (IV)
– Lamria br. Siagian (IV)
– Ny. Butarbutar br. Pangaribuan (IV)
– Dewi Lestari Simanjuntak (IV)
– Sampe Sianturi (V)
– April Simanjuntak (V)
– Ny. Simbolon br. Sitorus (V)
– Ny. St. DF. Hutapea br. Simatupang (VIII)
– St. Ev. Latief Manik, MA (VIII)
2. Jemaat yang berulang tahun: 19 September 2025
– St. Tumpak Sitorus (II)
3. Kegiatan hari ini: Partangiangan Wijk
– Kebaktian Wijk 1&3 pukul 18.00 WIB, di rumah Kel. M. Sihite/br. Manurung dengan Alamat Komplek Moneter No.7 Blok A, RT 006/09, Kemanggisan, Jakarta Barat
– Kebaktian Wijk 2 pukul 19.00 WIB, di rumah Kel. St. Tumpak Sitorus dengan Alamat Jln. Wuluh II No. 3-A Kota Bambu Utara
– Kebaktian Wijk 8 pukul 19.00 WIB, di gereja dengan tuan rumah Kel. Cst. Nico Nainggolan/ br. Bakara dan Kel. Palti Tambunan/ Cst. Fitriana br. Pangaribuan.
4. Pergumulan jemaat:
– Yang belum mendapat pekerjaan
– Yang rindu mendapatkan jodoh
– Yang rindu akan keturunan
– Yang dalam studi (pendidikan)
– Hubungan keluarga agar semakin baik, dll
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Salam, Pdt. Tumpal H. Simamora, M.Th
