Jemaat Vital dan Menarik: Membangun Jemaat dengan Menggunakan Metode Lima Faktor

Berikut adalah uraian mengenai isi buku “Jemaat Vital dan Menarik: Membangun Jemaat dengan Menggunakan Metode Lima Faktor” karya Dr. Jan Hendriks:

## Gambaran Umum Buku

Buku ini diterbitkan oleh Kanisius, Yogyakarta pada tahun 2002 dengan 278 halaman. Buku ini menyarankan sebuah metode lima faktor yang disebut “Survey Guided Development” yang menjadi salah satu sarana membangun jemaat secara sistematis menuju jemaat vital dan menarik.

## Konsep Jemaat Vital

Vital berarti penuh daya hidup serta kreativitas. Vitalisasi berarti proses menjadikan jemaat berdaya, hidup, kreatif. Jemaat Vital adalah jemaat yang penting dalam karya kegembalaan Gereja. Jemaat Vital turut aktif dalam setiap kegiatan yang bersifat liturgis, persekutuan, kesaksian, pewartaan, pelayanan.

## Metode Lima Faktor

Inti dari buku ini adalah pendekatan yang disebut “Metode Lima Faktor” atau “Survey Guided Development”. Lima faktor tersebut adalah kepemimpinan, iklim, identitas, struktur, dan tujuan serta tugas. Hampir dalam semua aspek: iklim, kepemimpinan, struktur, tujuan dan tugas, serta identitas jemaat berada dalam kondisi yang kurang baik dan kondusif.

### 1. Kepemimpinan

Gaya dan cara kepemimpinan berpengaruh besar terhadap vitalitas organisasi. Pemimpin dilihat sebagai penggerak yang menggairahkan semangat jemaat. Pemimpin menggerakkan jemaat menuju pembangunan yang baik serta terus berkembang dalam karya kegembalaan Allah. Jabatan seorang pemimpin dilihat sebagai pelayan dan gayanya adalah kooperatif.

### 2. Iklim/Struktur

Keseluruhan relasi serta hubungan antara jemaat memegang posisi-posisi organisatoris yang formal dan informal yang institusional dan yang kurang institusional. Relasi serta komunikasi yang baik antar individu dan kelompok akan semakin memperkokoh bangunan Jemaat Vital.

### 3. Tujuan dan Tugas

Tujuan akan membantu ketika jemaat bingung tentang apa yang harus dilakukan. Ketika mengetahui tujuan maka jemaat akan mempunyai dasar apa yang harus dilakukan karena ada tujuan yang menanti di depan.

## Tujuan dan Relevansi

Kalau kita menginginkan membangun jemaat dewasa ini, maka kita perlu membuat analisis yang teliti tentang apa yang terjadi dalam situasi kita sendiri. Dalam setiap jemaat dan paroki, ada hal yang memuaskan dan ada hal yang diinginkan. Namun kebutuhan dan keinginan dipenuhi secara berbeda-beda. Alangkah baiknya kalau paroki atau jemaat dapat menjadi tempat bagi umat untuk saling memperkembangkan iman dan hidup, tidak hanya secara informatif tetapi secara konkret dan kreatif dengan saling mendengarkan, mendampingi, memotivasi, dan berpartisipasi dalam aksi.

Alangkah baiknya kalau paroki atau jemaat dapat menjadi tempat orang saling memperkembangkan iman dan hidup, tidak hanya secara informatif melainkan juga secara konkret dan kreatif, dengan saling mendengarkan, saling mendampingi, saling memotifasi, dengan berpartisipasi dalam aksi. Jemaat semacam itu dapat menjadi jemaat yang hidup, vital, dan menarik.

## Pendekatan Sosiologis-Empiris

Pendekatan ini dapat dipertimbangkan dalam mengembangkan jemaat, oleh karena konsep ini menawarkan upaya menghadirkan jemaat yang kontekstual dari perspektif sosiologis-empiris. Membangun jemaat dengan pendekatan lima faktor menjadikan jemaat sebagai gereja yang hidup dan berdaya karena berangkat dari persoalan-persoalan konkret jemaat.

Buku ini sangat relevan bagi para pemimpin gereja, pastor, pendeta, dan siapa saja yang terlibat dalam pelayanan kerasulan untuk memahami bagaimana membangun jemaat yang tidak hanya informatif tetapi juga transformatif dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan konkret umat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *